Dikisahkan suatu ketika Sufyan bin Uyainah rahimahullah (wafat 198H) menyampaikan pelajaran. Di sela-sela menyampaikan pelajaran ada anak kecil masuk, si anak membawa kertas dan tinta. Saat melihat anak kecil ini semua orang menertawakannya. Maka Sufyan membacakan ayat kepada mereka,
كَذٰلِكَ كُنْتُمْ مِّنْ قَبْلُ فَمَنَّ اللّٰهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُوْاۗ
“Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah memberikan nikmat-Nya kepadamu, maka telitilah” (QS. An-Nisa: 94).
Maksud beliau, kalian dahulu ketika masih kecil juga seperti anak ini.
Setelah itu Sufyan menoleh ke arah Ahmad bin Nadhir -penutur kisah ini- dan berkata, “Nadhir! Andai dulu kau melihatku saat tinggiku masih lima jengkal, kepalaku laksana uang dinar. Aku seperti obor, lengan bajuku pendek sekali, sandalku selebar telinga tikus, berkali-kali Aku mengunjungi para ulama seluruh negeri, seperti Az-Zuhri dan Amru bin Dinar.
Aku duduk di tengah-tengah mereka laksana paku, tintaku laksana buah kenari. Tempat penaku laksana buah pisang dan penaku laksana buah badam. Saat aku masuk orang-orang bilang, ‘Beri tempat untuk Syaikh kecil‘. Mereka semua lantas tertawa.“ (Siyar A‘lam An-Nubala, 7/459).