Mutiara Nasehat Para Ulama Salaf
Ghibah adalah perbuatan dosa yang sering dilakukan manusia tanpa mereka sadari. Bahkan dulu ada acara infotainment di televisi swasta yang digandrungi oleh sebagian masyarakat yang merupakan ghibah, yaitu Gosip. Padahal ini merupakan perbuatan sampah yang merusak akal Budi manusia, dan juga sangat besar dosanya disisi Allah.
Ghibah dapat menguras emosi dan merusak suasana hati.
Pada akhirnya, hal ini dapat membuat pelakunya memikirkan dan merasakan hal yang bersifat negatif. Selain menguras emosi, bahaya ghibah juga dapat merusak suasana hati dengan cepat.
Bahaya ghibah tidak hanya dirasakan oleh orang yang menjadi topik ghibah, tapi juga dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Orang yang bergunjing atau ghibah seperti menantang Allah. Sebab, Allah sudah menutup aib seseorang tapi malah dibuka orang lain.
Ghibah terjadi ketika hati sudah dikuasai nafsu. Oleh karena itu, setiap muslim harus bisa mengontrol hati sendiri.
Hati harus bebas dari keburukan dan nafsu sehingga selalu merindukan hal kebaikan atau ibadah, jangan sampai hati terbersit untuk membicarakan kejelekan orang lain.
Allah secara jelas menerangkan kerasnya larangan ghibah dalam firman-nya,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” [Al-Hujurat : 12]
Penyebab seseorang menyukai ghibah adalah ingin unggul, dengki atau iri hati, melihat kesusahan orang lain senang, dan rasa tidak percaya diri. (Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali)
Nabi صلى الله عليه وسلم telah mengingatkan dengan seruan lantang bahayanya pelaku perbuatan ini dengan sabdanya:
يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعُ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ.
“Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya, namun keimanan itu belum masuk ke dalam hatinya! Janganlah kalian mengghibah (menggunjing) kaum Muslimin. Jangan pula mencari-cari aib mereka. Barangsiapa yang mencari-cari aib mereka, (maka) Allah akan mencari-cari aibnya. Dan barangsiapa yang Allah mencari-cari aibnya, niscaya Allah akan membeberkan aibnya, meskipun dia di dalam rumahnya.” (HR. Abu Dauwud, 4724 dishahihkan Al-Albany)
Dampak buruk yang akan ditimbulkan oleh perbuatan tercela tersebut yaitu menjadikan retaknya persaudaraan, kekeluargaan, persahabatan, bahkan berdampak buruk bagi kehidupan rumah tangga orang lain.
قال عبد الله بن المبارك رحمه الله:
إذا ظهرت الغيبة ارتفعت الأخوة في الله.
حلية الأولياء وطبقات الأصفياء، لأبي نعيم الأصبهاني : ص. ٩٦.
(Midas.com)
Berkata Imam Abdullah bin Al-Mubarok رحمه الله,
Tatkala tersebar luas ghibah maka terangkatlah ukhuwah (persaudaraan) karena Allah.
Hilyah Al-Auliya’wa Thabaqathul Ashfiya’, Abu Nu’aim Al-Asbahany h. 96.
(midad.com)
Ustadz Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc